Dalam Tema Organization dan Manajemen ini, saya akan membahas tentang ‘Organisasi dan Manajemen dalam PUSKESMAS (Pusat Kesehatan Masyarakat). Seperti yang kita tahu bahwa PUSKESMAS adalah suatu wadah yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Tugasnya dalam pelayanan kepada masyarakat harus memberikan hasil yang optimal. Menurut George R. Terry, manajemen terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling.
Berikut penerapannya dalam PUSKESMAS:
1. Planning. PUSKESMAS memiliki target untuk bertanggungjawab dalam mengidentifikasi kondisi kesehatan masyarakat mencakup mutu pelayanan, fasilitas kesehatan, serta kegiatan menyelesaikan masalah. Lebih jelasnya PUSKESMAS harus mencapai visi dan misinya dalam bagian planning ini.
2. Organizing. PUSKESMAS membentuk struktur organisasi dan tata kerja. Misalnya Kepala Puskesmas bertugas memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasi kegiatan puskesmas. Lalu kepala Tata Usaha bertugas di bidang keperluan PUSKESMAS, surat-menyurat, kepegawaian dan pelaporan. Serta tiap-tiap unit bertugas untuk melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi, melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan, melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja, remaja, dan manula, melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan lainnya, melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat, serta melaksanakan kegiatan kefarmasian.
3. Actuating. PUSKESMAS harus merekrut sumber daya manusia yang benar-benar diperlukan demi peningkatan kinerja yang maksimal dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Misalnya diadakan pelatihan/training bagi para pegawai baru di PUSKESMAS, serta pengadaan masa orientasi kerja agar mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja, rekan kerja, dan sistem/aturan kerja yang berlaku.
4. Controlling. Controlling merupakan indikator keberhasilan PUSKESMAS yang menjadi indikator pencapaian sehat meliputi lingkungan, perilaku masyarakat, dan pelayanan kesehatan. Dalam tahap controlling PUSKESMAS melaksanakan evaluasi sebagai pengawasan dari manajer guna melihat hasil kerja karyawan dalam tiap-tiap unit. Dalam evaluasi ini, manajer bisa menyampaikan strategi yang perlu diterapkan agar kinerja PUSKESMAS lebih baik. Lalu PUSKESMAS mengadakan control kualitas supaya dapat mengontrol apakah pelayanan yang diberikan memenuhi standar dan sudah dapat diterima oleh klien atau belum.
Dengan mengembangkan komponen penunjang manajemen, komponen pelayanan kesehatan masyarakat akan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, rasional dan berkualitas.