Marjinalisasi Sekolah Swasta dalam Pendidikan

Marjinalisasi berasal dari kata margin yang artinya garis tepi, pinggiran. "Marjinalisasi adalah suatu proses peminggiran atau menjauhkan sesuatu dari pusatnya". Marjinalisasi sekolah-sekolah swasta berarti proses peminggiran peran sekolah swasta, atau dijauhkannya sekolah-sekolah swasta dari segala macam bentuk bantuan dari pemerintah, seperti disulitkan dalam proses akreditasi sekolah, dikuranginya dana untuk pembangunan sekolah, penarikan guru-guru "PNS" oleh dinas pendidikan sehingga yayasan harus membayar gaji guru yang semuanya guru swasta, kebijakan sekolah gratis dari "SD" sampai "SMA" yang berimplikasi pada kurangnya jumlah siswa karena semua lari berbondong-bondong ke sekolah-sekolah negeri.

Jika kita berpikir sejenak, tentunya sekolah swasta mempunyai peranan yang cukup besar dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidikan. Karena secara tidak langsung sekolah swasta membantu tugas pemerintah untuk menuntaskan program wajib belajar 12 tahun dan turut serta mengurangi angka buta aksara di negeri ini. Tetapi fakta dilapangan, pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Nasional (Depdiknas), terlalu bersikap otoriter dan meng’anaktiri’kan sekolah-sekolah swasta sehingga perkembangan mutu dan kualitas sekolah swasta menjadi lamban. Selain itu dari segi infrastruktur, kondisi bangunan pada sekolah swasta juga sudah tidak memadai dan sepertinya pemerintah tidak tahu atau bahkan tidak mau tahu akan kondisi ini. Seluruh wakil rakyat di gedung senayan pun selalu berkoar-koar tentang peningkatan pendidikan dengan cara mengalokasikan dana pendidikan sebesar 20 persen dari total APBN, tetapi lagi-lagi dana sebesar itu hanya sebagian kecil yang bisa dirasakan dan dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah swasta, sehingga berimbas yayasan mau tidak mau harus menarik iuran yang lebih tinggi pada para siswa agar sekolah tersebut bisa terus bertahan.

Menurut "Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan" (Permendikbud) nomor 60 tahun 2011 tentang larangan pungutan biaya pada sekolah dasar dan sekolah menengah pertama (www.mediapendidikan.com). Permendikbud ini bertujuan untuk mengurangi beban orang tua/wali murid dalam menyekolahkan putra-putri mereka. Dalam pasal 3 juga disebutkan bahwa sekolah pelaksana program wajib belajar dilarang memungut biaya investasi dan biaya operasi dari peserta didik, orang tua atau walinya Tetapi peraturan-peraturan tersebut sayangnya hanya sebatas kamuflase pemerintah untuk mendapatkan penghargaan dari dinas pendidikan. Memang kalau sekolah negeri masih bisa memanfaatkan "Dana Bantuan Operasional Sekolah" (BOS) untuk membantu keuangan sekolah, tetapi kalau sekolah swasta darimana dananya??? Bagaimana pendidikan bisa maju kalau masih saja ada diskriminasi antara sekolah negeri dan sekolah swasta??? Masih pentingkah sekolah swasta bagi pemerintah???

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa jikalau tanpa adanya sekolah-sekolah swasta maka pemerintah tidak akan sanggup untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Dengan adanya sekolah swasta akan membantu pemerataan pendidikan di berbagai jenjang pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Maka dari itu, pemerintah mestinya sadar dan sudah seharusnya tidak ada diskriminasi lagi baik sekolah negeri maupun swasta.

Solusi yang saya tawarkan yaitu, meningkatkan kualitas guru-guru di sekolah swasta yang berijasah minimal sarjana dengan mengikutsertakan ke Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), peningkatan kualitas guru dengan menyekolahkan guru-guru sekolah swasta ke perguruan tinggi yang berbasis pendidikan dan diharapkan output dari lulusan-lulusan tersebut lebih berkompeten dalam mengajar murid-muridnya, dan juga penambahan guru berstatus PNS ke sekolah-sekolah swasta untuk mengurangi biaya operasional yang dikeluarkan pihak yayasan. Pemerintah juga harus lebih peka dalam kaitannya dengan kondisi infrastruktur sekolah dengan memberikan dana yang cukup guna meningkatkan sarana dan prasarana sekolah yang kondisinya juga sebagian besar sangat memprihatinkan.

Terakhir, pendidikan adalah hal yang sangat pokok untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama bekerja keras dalam hal peningkatan mutu dan kualitas pendidikan bangsa ini. Karena peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya tanggung jawab dinas pendidikan saja tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat di negeri ini. (Penulis:Andika Yuliananto)

Massey University School of Aviation

Massey University School of Aviation adalah Institute Pendidikan yang menawarkan gelar Pendidikan sekaligus Karir Profesional untuk para calon Pilot (Hanya Pesawat) yang menginginkan Pendidikan Akademis dan Gelar Akademis untuk menjadi seorang yang berprestasi di "Industry Penerbangan". Sekolah ini berdiri pada tahun 1990 untuk memenuhi permintaan Industry Penerbangan akan seorang Pilot yang memiliki kemampuan Akademis, berskill tinggi serta memiliki sudut pandang yang luas bagi Industry Penerbangan itu sendiri.

Memperoleh Qualifikasi Pilot maupun Aviation Management dari "Massey University School of Aviation" akan mengindikasikan ke arah industry penerbangan yang telah memotivasi kamu, sukses dalam akademik dan focus pada pencapaian yang tinggi dalam industry penerbangan. Lulusan dari Bachelor of Aviation (Air Transport Pilot) di kenal secara international dan memiliki qualifikasi yang telah terakreditasi. Jurusan ini adalah jurusan non-engineering pertama yang di akui olah "Royal Aeronautical Society" (1998) dan memiliki akreditasi ISO9001-2000.
  • Pesawat yang berkualitas tinggi
  • FTO Partner dari Air New Zealand Aviation Institute.
  • Para instruktur yang telah berpengalaman di bidangnya 
  • Massey Aviations telah terkenal akan fasilitas keselamatan bagi para studentnya.
  • Biaya hidup di Palmerston North lebih rendah daripada di Auckland.
Fasilitas :
  • 14 pesawat berkualitas tinggi (Diamond DA40 single-engine trainer 12 dan Diamond DA42 twin-engine trainer 2)
  • Flight center operation
  • Frasca simulator
  • Massey flight system center
  • Fasilitas perawatan 
  • Perpustakaan 
  • Komputer lab 
  • Akomodasi di dalam kampus.
Waktunya kalian mewujudkan mimpi kalian menjadi PILOT sekarang juga.
Sekilas Evant :
Hadiri Info Sesi Pilot Sabtu 2 Februari'13 Pkl.11.00-14.00 di kantor kami Overseaszone (Lottemart Kelapa Gading Lt.2 Jak-Ut) akan ada Info Sesi, Snack, Photobooth, Test Prediction TOEFL.
More Info : 
Twitter : @Flight_ozone
Blackberry : 316810F9
Whats App : 088801301350

Pentingnya Belajar Ilmu Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (TIK)

Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah mata pelajaran wajib yang harus diberikan kepada siswa di SMP. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang mendukung program KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang diberlakukan di sekolah.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran TIK di KTSP pada tingkat SMP adalah siswa diharapkan mampu memahami penggunaan TIK dan prospeknya di masa datang, menguasai dasar-dasar keterampilan komputer, menggunakan perangkat pengolah kata dan pengolah angka untuk menghasilkan dokumen sederhana, memahami prinsip dasar internet/intanet dan menggunakannya untuk memperoleh informasi.

Salah satu materi yang diberikan pada pelajaran TIK adalah internet. Perkembangan internet yang begitu pesat membuat kita harus lebih kreatif dalam pemanfaatannya. Dampak positif dan negatif dari perkembangan internet telah jelas kita rasakan bersama. Salah satu dampak positif yang kita rasakan dari perkembangan itu adalah menjamurnya tempat membuat website atau webblog gratis di internet yang dapat mempublikasikan diri kita sendiri ke seluruh dunia. Siapaun dapat dengan mudah membuatnya asalkan memiliki email.

Penggunaan TIK atau ICT (Information and Comunication Technology) menjadi sebuah cara yang efektif dan efisien dalam menyampaikan informasi dan saling berkomunikasi. Teknologi yang mendukung cara tersebut makin disempurnakan dari waktu ke waktu. Perkembangan ICT yang begitu cepat terkadang membuat kita belum siap untuk memanfaatkannya secara maksimal. Termasuk dalam pelajaran internet di sekolah. Siswa hanya diarahkan untuk memperoleh atau mencari informasi di internet, dan bukan menciptakan informasi. Hal ini terlihat dari Standar Kompetensi (SK) dalam KTSP 2006 yang hanya mengarahkan siswa untuk memahami dasar penggunaan internet/intranet dan menggunakan internet untuk memperoleh informasi. Akibatnya, siswa kurang terlatih untuk menciptakan atau memberikan informasi di internet. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya tugas-tugas di sekolah yang ditugaskan oleh guru untuk mencari informasi di internet.

Oleh karena itu perlu dicari solusi agar siswa tidak melulu mencari informasi, tetapi juga dapat menciptakan informasi di internet. Untuk dapat menciptakan informasi, siswa harus dilatih untuk memiliki kreativitas dalam menulis. Dengan memiliki kemampuan menulis, siswa diharapkan dapat mengekspresikan diri, melakukan sosialisasi, promosi dan berbagi kepada sesama. Hal itu dapat terjadi bila siswa memiliki dan mengelola Blog yang terupdate dengan baik.

Blog adalah tempat di mana kita dapat menciptakan, memberikan informasi dan berkomunikasi antar sesama kita di seluruh dunia. Blog adalah situs web yang mudah digunakan, di mana kita dapat dengan cepat memposting pemikiran kita sendiri, berinteraksi dengan orang lain, dan banyak lagi. Semua serba gratis.

Blog di internet sangat baik sekali manfaatnya untuk kita. Manfaat paling terasa dari Blog adalah menumbuhkan kreativitas kita dalam keterampilan menulis. Blog ibarat buku tulis atau buku agenda kosong yang siap untuk diisi dengan tulisan-tulisan orisinil kita. Dengan Blog, kita dituntut untuk kreatif membuat tulisan-tulisan kita sendiri yang enak dibaca, bermanfaat untuk orang lain, dan mengundang orang untuk beramai-ramai datang ke blog kita untuk memberikan komentar.

Blog telah menjadi trend perkembangan TIK berbasis internet saat ini. Bahkan Blog sudah banyak diperlombakan oleh berbagai lembaga (baik pemerintah maupun swasta). Aplikasi Blog juga terbukti sangat membantu guru dalam mengembangkan pembelajaran di sekolah. Dengan blog, guru dapat memasukkan materi pelajarannya, sehingga siswa dapat belajar dari blog yang dibuat guru. Proses pembelajaran akan terjadi, bila blog yang dibuat guru menarik siswa untuk membacanya, sehingga terjadi interaksi antara siswa dan guru. Karenanya, guru pun harus dapat mengajarkan siswa membuat Blog di internet. Proses kreatif akan muncul dari pembuatan Blog yang sangat interaktif ini. Melalui pembuatan Blog akan terlihat kreativitas menulis siswa dan guru. Karena itu diperlukan proses pembelajaran yang mengundang siswa untuk aktif, reflektif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PARIKEM).

Namun sangat disayangkan, menjamur dan tumbuhnya blog di internet tidak diimbangi dengan budaya menulis di kalangan siswa, sehingga banyak sekali blog yang tidak terupdate (terisi tulisan baru) dengan baik, bahkan isinya (contentnya) banyak yang kosong dan sepi dari pengunjung.

Kenyataan yang ada di kelas-kelas sekolah kita, peserta didik kurang banyak membaca dan mendengar sehingga mereka kurang mampu menulis dengan baik. Menulis seolah menjadi beban berat yang sangat sulit dilakukan. Padahal menulis adalah sebuah kreativitas yang dapat dimunculkan apabila kita sering berpikir dan berlatih menulis. Hal ini sungguh memprihatinkan dan perlu dicari solusinya dalam proses pembelajaran kita di sekolah.

Prof. Dr. Wina Sanjaya menuliskan dalam bukunya bahwa, masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita saat ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas hanya diarahkan kepada proses kemampuan anak menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupannya sehar-hari. Akibatnya ketika mereka lulus, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi miskin aplikasi.

Karena itu perlu dibangun sebuah sistem pembelajaran berbasis TIK yang mengharuskan siswa belajar melalui media online di internet, sehingga siswa tidak hanya belajar melalui tatap muka di kelas, tetapi juga siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja. Mereka tidak harus bertatap muka dengan guru. Guru dan siswa dapat menggunakan internet untuk mengembangkan pembelajarannya. Pembelajaran seperti itu biasa disebut dengan istilah e-learning.

Dengan jumlah pertemuan tatap muka yang sedikit di kelas, membuka peluang pembelajaran internet dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas. Karena waktu jam pertemuan yang lebih singkat, maka diperlukan media internet yang berupa aplikasi Blog untuk memasukkan materi-materi esensial yang harus dibaca dan dipelajari siswa. Dengan berbantuan media aplikasi berbasis blog, diharapkan program layanan ini juga bisa tersebar merata dengan kurikulum yang sama di seluruh Indonesia sesuai dengan buku pedoman.

Maraknya model pembelajaran berbasis TIK juga berakibat pada perubahan budaya belajar dalam konteks pembelajarannya. Termasuk pula budaya belajar dengan menggunakan internet. Dimana siswa dituntut mandiri dalam belajar melalui pendekatan yang sesuai agar siswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran yang mengundang. Termasuk mencari informasi yang bermanfaat. Dengan pembelajaran yang mengundang diharapkan siswa dapat aktif bertanya, mampu mengkontruksi pemikirannya sendiri dan akan memunculkan kreativitasnya, khususnya dalam kreativitas menulis pada pembuatan blog di internet.

Saat ini belum banyak sekolah yang memanfaatkan jaringan internet dan intranet sebagai sarana pemanfaatan TIK dalam proses pembelajarannya. Bahkan untuk mendownload materi pembelajaran dari buku elektronik pun sekolah masih mengalami kendala. Biaya akses internet masih mahal, dan jaringan intranet (LAN) di sekolah pun kurang berjalan dengan baik. Padahal guru TIK dituntut untuk mengajarkan internet dan intranet. Akibatnya guru harus pandai mencari metode pembelajaran atau cara yang tepat agar materi yang diberikan sampai ke otak siswa. Belum banyaknya sekolah yang berkonsentrasi penuh terhadap hal di atas membuka lahan penelitian di bidang TIK terbuka lebar untuk diteliti.

Dari proses pembuatan blog siswa inilah, guru berupaya meningkatkan kreativitas menulis siswa yang sekarang ini kurang terperhatikan dengan baik. Timbullah berbagai pertanyaan. Mengapa siswa malas untuk menulis? Bukankah siswa saat ini adalah kumpulan anak yang cerdas dan berbakat istimewa? Apakah karena gurunya yang kurang memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa untuk mampu menulis? Mengapa siswa lebih senang bermain games daripada menulis artikel? Bagaimanakah menarik siswa agar mampu menulis dengan baik? Apakah dengan menulis di Blog akan terjadi pembelajaran yang mengundang? Bagaimanakah memberikan motivasi kepada siswa agar dapat mengelola Blognya dan selalu terupdate dengan baik setiap bulannya? Lantas bagaimanakah meningkatkan kreativitas menulis siswa melalui pembelajaran yang mengundang pada pembuatan Blog di internet?

Berdasarkan hal tersebut di atas, guru merencanakan tindakan perbaikan untuk meningkatkan kreativitas menulis siswa melalui pembelajaran yang mengundang dengan memberikan tugas-tugas internet pada proses pembuatan Blog. Dimana siswa diminta untuk menuliskan apa saja yang dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembacanya. Dari tindakan ini diharapkan kreativitas menulis siswa meningkat.

Penulis adalah seorang Guru, Trainer, Motivator, Blogger, Fotografer, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Eduprenership, Pendidikan Karakter Bangsa, serta Praktisi ICT.
Sumber : www.keSekolah.com